Mitos Dunia – Tidak seperti legenda kuno yang diwariskan turun-temurun, mitos Slenderman lahir di dunia digital. Sosok ini pertama kali muncul pada tahun 2009 di forum internet Something Awful. Seorang pengguna bernama Eric Knudsen, dengan nama samaran Victor Surge, mengunggah dua foto anak-anak yang disunting dengan sosok tinggi kurus tanpa wajah di latar belakang.
Dalam deskripsi foto, Knudsen menulis bahwa anak-anak tersebut menghilang setelah bertemu dengan makhluk itu. Dari situlah, Slenderman lahir — sebuah ciptaan fiksi yang perlahan tumbuh menjadi legenda internet. Cerita-cerita buatan pengguna lain mulai bermunculan, menciptakan citra makhluk misterius yang muncul di hutan, taman, bahkan di balik bayangan kamar anak-anak.
Ciri-Ciri dan Gambaran Sosok
Slenderman digambarkan sebagai pria berjas hitam, tinggi menjulang, bertangan panjang, dan tidak memiliki wajah. Sosoknya tampak manusiawi, namun tidak sepenuhnya — beberapa versi menambahkan tentakel hitam yang keluar dari punggungnya.
Ia dipercaya dapat menghipnotis korbannya, menimbulkan halusinasi, atau mengendalikan pikiran. Korban yang melihatnya konon akan dihantui mimpi buruk hingga kehilangan ingatan.
Dalam banyak cerita, Slenderman tidak berlari atau berbicara. Ia hanya berdiri, diam, namun selalu semakin dekat setiap kali seseorang memalingkan pandangan.
Popularitas di Budaya Populer
Sejak awal kemunculannya, Slenderman menjadi fenomena besar. Ia menginspirasi ribuan cerita creepypasta, film pendek, dan game horor.
Salah satu karya paling terkenal adalah “Marble Hornets”, serial YouTube bergaya dokumenter yang menggambarkan seseorang yang diburu oleh Slenderman.
Pada tahun 2012, game Slender: The Eight Pages dirilis dan langsung viral. Dalam permainan itu, pemain berjalan di hutan gelap mencari delapan lembar catatan sambil menghindari kehadiran Slenderman yang tiba-tiba muncul di balik pepohonan.
Dari sana, mitos ini melekat kuat dalam budaya internet dan berkembang di seluruh dunia. Banyak yang mempercayainya, sebagian lainnya sekadar menganggapnya sebagai simbol ketakutan digital.
Kasus Nyata dan Kontroversi
Popularitas Slenderman sempat menimbulkan tragedi. Pada tahun 2014, dua remaja perempuan di Wisconsin, Amerika Serikat, menikam temannya sendiri. Mereka mengaku melakukannya “atas perintah Slenderman.”
Kasus ini membuat publik tersentak — sebuah makhluk fiksi ternyata bisa memengaruhi pikiran manusia nyata. Sejak itu, banyak media menyoroti bahaya urban legend digital terhadap anak-anak dan remaja yang mudah terpengaruh.
Makna di Balik Mitos
Secara simbolis, Slenderman mencerminkan ketakutan manusia di era internet. Ia adalah perwujudan misteri yang lahir dari dunia maya, tempat batas antara realitas dan fiksi semakin kabur.
Ketakutan terhadap hal yang tak terlihat, dikombinasikan dengan daya sebar cepat internet, membuat mitos ini terasa begitu nyata bagi banyak orang.
Kesimpulan
Mitos Slenderman membuktikan bahwa legenda tidak hanya hidup di masa lalu. Dunia digital mampu melahirkan monster baru yang sama menakutkannya. Sosok tinggi tanpa wajah ini bukan sekadar cerita — ia adalah simbol betapa kuatnya imajinasi dan ketakutan manusia modern.